News Update :

Aneka Tips

Film Inspirasi

Lagu Inspirasi

Cerita Inspirasi

Kebab Turki Baba Rafi Ekspansi ke Eropa

Kamis, 20 Juni 2013

KOMPAS.com — Setelah setahun lamanya menembus pasar Malaysia dan Filipina, kali ini Kebab Turki Baba Rafi mengukir sejarah baru melakukan ekspansi bisnis ke pasar Eropa. Negara yang dituju adalah Belanda, Inggris, Jerman, dan Belgia.

Untuk melakukan ekspansi tersebut, Selasa (18/6/2013) lalu, Hendy Setiono, Presiden Direktur PT Baba Rafi Indonesia, telah menandatangani perjanjian Master Franchise dengan Sinan Gul, investor asal Belanda yang ditunjuk sebagai Master Franchise Kebab Turki Baba Rafi di Eropa.

Dalam pernyataannya hari ini, kedua pihak sepakat mengawali pengembangan merek dan bisnis Kebab Turki Baba Rafi di benua Eropa, dengan penetrasi awal di Belanda, dilanjutkan dengan melebarkan sayap bisnis ke Inggris, Jerman, dan Belgia.

Saat ini, Kebab Turki Baba Rafi tercatat memiliki 1.101 outlet di Indonesia, 23 outlet di Malaysia dan Filipina. Bisa dibilang, bisnis kebab ini mengukuhkan posisi The World’s Biggest Kebab Chain (Jaringan Kebab Terbesar Di Dunia).

"Ekspansi Kebab Turki Baba Rafi ke Eropa merupakan peluang sekaligus langkah besar bagi kami," kata Hendy Setiono dalam siaran pers yang diterima KONTAN, Kamis (20/6/2013). Agar bisa bersaing di Eropa. Hendy akan fokus melakukan riset pasar dan pembuatan rencana bisnis di enam bulan pertama.
"Enam bulan berikutnya, kami akan mempersiapkan prototipe outlet kami. Direncanakan, outlet pertama Kebab Turki Baba Rafi beroperasi di Belanda dalam dua belas bulan mendatang, lalu bergulir ke Inggris, Jerman, dan Belgia. Kami menargetkan 20 outlet di masing-masing negara dalam dua tahun pertama," ungkap Hendy.

Kerja sama di antara kedua pengusaha ini berawal dari pertemuan Hendy Setiono dan Sinan Gul di sebuah simposium kewirausahaan di Amerika Serikat (AS) tahun 2011 lalu. Sosok dan keberhasilan Hendy Setiono serta bisnisnya langsung menarik minat Sinan Gul untuk menjajaki kerja sama.

"Hendy membukakan mata saya. Peluang pasar waralaba kebab di Eropa sangat besar. Masyarakat di sana sudah mengenal makanan kebab, tidak perlu ada edukasi lagi," ungkap Sinan Gul. Menurutnya, saat ini ada sekitar 20.000 outlet kebab di Eropa, dan semuanya dikelola pribadi atau bisnis keluarga tanpa ada waralaba serta standardisasi pelayanan dan rasa.

"Belanda, Inggris, Jerman, dan Belgia dipilih karena empat negara Eropa ini memiliki daya beli masyarakat yang kuat," terang Sinan Gul. Mengenai alasannya bekerja sama dengan Kebab Turki Baba Rafi, Gul menilai, Kebab Turki Baba Rafi sudah hadir di banyak negara, di antaranya Malaysia dan Filipina.
"Saya percaya dengan kemampuan dan potensi Kebab Turki Baba Rafi. Sistem dan timnya solid, dan merekalah jaringan kebab terbesar di dunia," ujar Gul optimistis.

Perlu diketahui, bisnis Kebab Turki Baba Rafi dirintis pada 2003 lalu, bermula dari sebuah gerobak di Surabaya, oleh Hendy yang saat itu berusia 19 tahun.  

(Asnil Bambani Amri/Kontan)
Sumber : KONTAN
Editor : Erlangga Djumena 
 
Sumber: http://bisniskeuangan.kompas.com/read/2013/06/21/0806016/Kebab.Turki.Baba.Rafi.Ekspansi.ke.Eropa
Gambar dari: http://images.businessweek.com/ss/06/08/asia_entrepreneurs/image/hendybooth.jpg

[Opini] Tuhan Sudah Menyiapkan Tabungan Besar untuk Guru Honorer

Kamis, 30 Mei 2013

Oleh: TeeaDomo


Sudah sangat sering saya mendengar “curhatan” teman-teman seprofesi yang masih tersandung keadaan dengan status “guru honorer”.


Curhatan masih berkisar tentang keadaan selanjutnya mengenai status mereka, terutama guru honorer di sekolah swasta karena terbentur PP 48 tahun 2005 terdiskriminasi dan terampas hak kemanusiaannya dengan sulit memperoleh pengakuan dan pengangkatan menjadi PNS dilingkungan dinas pendidikan provinsi Jawa Barat.

Saya mencoba sedikit mengumpulkan data secara lisan, yang saya dapat saat-saat berkumpul dengan sebagian guru honorer SLB swasta.

Ada beberapa pertanyaan yang saya ajukan pada mereka, yang saya pilah hanya pada guru honorer laki-laki karena saya berargumen bahwa guru honorer laki-laki memiliki tanggung jawab yang besar terhadap keluarga sebagai tulang punggung.

Rata-rata gaji yang mereka peroleh dari SLB swasta di provinsi Jawa Barat dengan masa kerja sekitar 27 tahun sampai 10 tahun sebesar Rp 300.000,- samapi Rp 600.000 perbulan. Menurut hitungan matematika kehidupan dan logika tentang cara pandang hidup gaji sebesar itu tidak akan mencukupi kehidupan mereka apalagi bila ditambah dengan istri dan anak sekitar dua orang.

Tetapi bagaimanakah mereka masih bisa tetap bertahan sampai bisa menyekolahkan anak mereka masing-masing. Ini beberapa catatan yang bisa saya sampaikan :

1. Beberapa dari teman mencari penghasilan tambahan dari memberikan les privat atau pun terapi pada anak-anak berkebutuhan khusus untuk menambah penghasilan mereka agar dapat memenuhi kebutuhan hidup setiap bulannya.

2. Beberapa dari teman menjadi buruh bangunan dan ada juga yang sambil memberikan jasa tumpangan untuk beberapa siswanya sehingga setiap bulannya ada penghasilan tambahan untuk memenuhi kebutuhan hidup mereka.

3. Beberapa teman yang lebih “beruntung” (dalam kapasitas kami sebagai guru honorer) mendapatkan sertifikasi sebesar Rp 1.500.000,-/bulan atau bila sudah Inpassing bisa sekitar Rp 2.340.000/bulan

4. Beberapa teman berjualan makanan atau jualan lainnya yang menghasilkan sehingga menambah penghasilan mereka.

Mungkin bila para guru honorer wanita lebih terbantu dengan penghasilan suami yang rata-rata sudah dapat memenuhi kebutuhan keluarga setiap bulannya.

Tergambar bahwa guru honorer lebih “kuat” dalam memperjuangkan hidupnya, lebih bertanggung jawab terhadap keadaan hidup.

Suatu hari saya membaca sebuah tulisan seorang teman di kompasiana.com yang menuliskan tentang arti sebuah “harga” untuk guru honorer, ini adalah perhitungan fantastis dan dalam bagi kita semuanya.
Saya sampaikan pada teman-teman guru honorer bahwa : Honor yang kita dapat sebesar Rp 400.000,-/bulan adalah honor dengan nilai Rp 10.000.000/bulan untuk masa kerja 10 tahun. Mengapa demikian? Karena Allah sudah menyiapkan sebesar Rp 9.600.000/bulan yang akan kita dapat nanti di surga bila kita melakukannya dengan ikhlas, sabar, tawakal dan tanpa pamrih.

Coba kita bandingkan dengan guru PNS di SLB provinsi Jawa Barat dengan masa kerja 10 tahun plus sudah mendapatkan sertifikasi, sebesar Rp 10.000.000,-/bulan sudah pasti mereka dapatkan, tetapi ada resiko besar dengan uang itu. Apakah resiko besar itu? Tanggung jawab mereka dihadapan Tuhan, bila mereka melalaikan tugas dan pengabdian mereka. Bukankah nilai itu akan berkurang dan menjadi tagihan di akhirat nanti? Atau mungkin saja menjadi minus dan akhirnya membuat belenggu untuk diri mereka sendiri pada saat ini atau pada akhir nanti?

Jadi siapa yang lebih beruntung? Anda sendiri yang bisa menjawabnya.

Tulisan ini ku persembahkan pada sahabat-sahabat seperjuangan guru honorer SLB swasta di provinsi Jawa Barat. Selamat berjuang, mari perjuangkan hak kita dengan strategi yang cerdas, profesional dan ramah bagian dari unjuk karakter positif hati-hati namun punya nyali, berani karena benar dengan dukungan data yang valid (nasehat dari seorang sahabat yang peduli dengan guru honorer SLB provinsi Jawa barat).


SUmber: http://sosbud.kompasiana.com/2013/05/14/tuhan-sudah-menyiapkan-tabungan-besar-untuk-guru-honorer-556180.html















[Opini] Alasan Perceraian Venna Melinda, Berbanding Jauh dengan Alasan Hidup Bi Dayem


Oleh TeeaDomo

Ramainya pemberitaan perceraian antara Venna Melinda dan Ivan Fadilla (suaminya), membuat saya cukup miris membaca alasan dari perceraian tersebut. Alasan dari perceraian tersebut adalah adanya ketidak puasaan dari Venna Melinda dengan nafkah bulanan sebesar Rp 40.000.000,- yang diberikan Ivan Fadillah. Baca di sini : ().

Masih menurut Venna Melinda, bahwa uang sebesar Rp 40.000.000,- yang sudah dipotong dengan keperluan rumah dan uang sekolah dan lainnya, sisanya tidak mencukupi untuk kebutuhan penampilan diri. Mengingat Venna Melinda adalah seorang istri pengusaha dan publik figur otomatis kebutuhan akan perawatan penampilan itu sangat utama.

Saya cukup tercekat membacanya, bila melihat keadaan realita yang ada disekitar kita ketika banyak keluarga yang kekurangan jangankan untuk memperhatikan penampilan membeli perhiasan atau asesoris yang mahal, baju yang mahal, tas mahal, kosmetik mahal serta perawatan tubuh yang menelan dana cukup mahal pula, sedangkan mereka untuk makanpun sudah sangat sulit.

Setiap pagi buta sampai malam tiba, harus bekerja keras untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Ada pula, seorang ibu yang harus bekerja keras untuk memenuhi kebutuhan hidup anak dan dirinya sampai harus menjadi seorang pembantu dengan gaji yang tidak seberapa.

Contoh yang ada di lingkungan saya bibi Dayem, dia seorang janda ditinggal mati suami tercinta dan suami tercinta tidak meninggalkan pensiunan karena hanya pegawai swasta yang tidak terikat kontrak. Sudah hampir 6 tahun ini dia bekerja keras menjadi pembantu.

Dengan gaji saat ini Rp 700.000,-/bulan dia harus mencukupi kehidupan tiga orang anaknya. Dan saat ini dia telah berhasil mengantarkan anak pertamanya lulus dari SLTA dan sudah bekerja tetapi masih ada dua orang anak bi Dayem yang masih membutuhkan biaya yang lumayan besar untuk ukuran bi dayem karena dia bercita-cita anaknya jangan sampai hidupnya seperti bi Dayem.

Bi Dayem, menginginkan anaknya untuk lulus sekolah paling tidak sampai SLTA, untuk itu dia bekerja keras agar menghasilkan uang yang halal dan bermanfaat bagi kehidupan anak-anaknya kelak.

Bibi Dayem, memang bukan Venna Melinda yang harus menjaga penampilannya tapi bi Dayem tidak pernah bau badannya, bi Dayem tetap cantik dan ayu walau tanpa riasan make up ataupun baju mahal, tas mahal, sepatu mahal dan perhiasan mahal. Bibi Dayem tetap menjaga dan merawat anak-anaknya dan Bi Dayem tetap bersahaja dengan penampilannya dan tentunya bi Dayem tetap kami hormati sebagai orang yang berjasa turut mempercantik dan memperindah rumah tangga kami.

Penampilan apakah mutlak dengan biaya yang mahal? Saya kira penampilan harus disesuaikan dengan kapasitas kemampuan rumah tangga kita. Rasanya sudah bersyukur suami bertanggung jawab untuk memberikan nafkahnya, coba kita tengok dari gambaran lainnya selain dari Bi Dayem, Ada banyak para istri tidak diberi nafkah oleh suami karena kondisi suami pada saat ini sudah tak mampu untuk memberikan nafkahnya atau malah ada suami yang tidak bertanggung jawab dan tidak memberikan nafkah lahiriah pada istri.

Sepertinya buat saya pribadi alasan yang sangat diluar logika saya bila istri menuntut nafkah lahiriah melebihi kemampuan suami, pantas saja ada suami yang akhirnya korupsi mungkin karena tuntutan istri yang melebihi dari kapasitas penghasilan suami.

Saya hanya mencoba belajar untuk bercermin pada kemampuan diri, tak mengapa suami memberikan nafkahnya sesuai dengan kemampuannya karena masih banyak orang-orang yang lebih kurang dibandingkan keadaan saya.

Jadi syukuri, nikmati dan berbahagialah dengan apa yang kita miliki tak perlu menuntut banyak diluar dari kemampuan suami. Karena rizki yang diberikan suami dengan jalan yang benar serta halal itu sudah merupakan rizki yang tak terhitung jumlahnya.

sumber: http://sosbud.kompasiana.com/2013/05/17/alasan-perceraian-venna-melinda-berbanding-jauh-dengan-alasan-hidup-bi-dayem-556996.html

[Inspirasi Luar Biasa] Terus Berjuang, Bu Dhe….

Oleh: TeeaDomo
Bepergian dengan ojeg sudah biasa untukku, bagi jarak tempuh yang tidak terlalu jauh dari rumah. Pekerjaan kedinasan yang secepatnya harus selesai dengan jarak tempuh yang tidak terlalu jauh, mudah, aman, nyaman dan bersahabat ojeg adalah salah satu alternatif transportasi yang aku gunakan.

 Adalah Bu Dhe, begitu biasa kami memanggilnya, beliau adalah seorang ibu yang sekaligus tulang punggung untuk keluarganya. Bu Dhe selalu setia menemaniku dalam perjalanan dinas dengan menggunakan motor yang berfungsi untuk mengantar beberapa pelanggan menuju tempat yang dikehendaki setiap pelanggannya.

 Aku tak pernah menyangka bahwa sekitar 9 tahun lalu bu Dhe adalah orang yang berkecukupan secara materi. Dia adalah seorang istri dari pegawai BUMN yang sangat terkenal dan memiliki posisi yang cukup lumayan, otomatis secara materi bu dhe dan 3 orang anaknya sudah tak mengalami kesulitan.

 Pada 12 tahun lalu saat bu dhe tengah hamil tua, dia amat sangat terpukul mendapat kenyataan suaminya menikah lagi dengan rekan kerjanya. Awalnya bu dhe mencoba untuk bertahan tetapi setelah beberapa tahun akhirnya Bu Dhe melepaskan suaminya untuk bersama dengan sang istri muda. Menurut bu Dhe memang keputusan yang sulit tetapi dia tidak mau menambah beban sang suami karena sudah mulai tidak memperhatikan keluarga dan jarang pulang. Keputusan untuk berpisah dengan suaminya adalah awal yang sangat menyakitkan buat bu Dhe dan anak-anaknya tetapi dia mencoba tetap bertahan dengan awal mulanya menyibukkan diri dengan berjualan tetapi keadaan tersebut membuat dia tidak dapat melupakan peristiwa yang dia alami dan akhirnya memutuskan untuk menjadi “pengantar konsumen dengan menggunakan motor yang sudah lunas dia cicil” (:baca Ojeg Motor).

 Ternyata setelah dia jalani menjadi seorang ojeg, selain menambah pendapatan rumah untuk mengantarkan anak-anak mengecap pendidikan, dan dia selalu bersyukur dengan mengojeg dapat pula memenuhi kebutuhan rumah tangganya. Tak pernah dia menghilangkan rizki dari pemberian mantan suami tetapi biaya dari mantan suami tidak sepenuhnya dapat mencukupi kebutuhan kehidupan rumah tangganya.

 Dia pun orang yang selalu bersyukur, walau hanya ditinggalkan sebuah rumah sederhana untuk tiga orang anaknya dan harta lainnya termasuk mobil mewah diambil semuanya oleh mantan suami tetapi dia tidak pernah membenci mantan suami.

 Bu dhe, “Allah tidak akan menguji umatnya diluar dari kemampuannya”. Sungguh suatu prinsip hidup yang sangat ikhlas dan sabar. Ditengah kesulitan masih tetap mampu untuk terus ikhlas dan bersabar. Saat aku mengatakan, “Bu Dhe, mungkin setiap lelaki yang berlimpah uangnya akan memperlakukan wanita seenaknya dan mengkhianati istrinya”.

Menurut Bu Dhe, “Tidak semua laki-laki berduit seperti itu atuh, Bunda….masih banyak laki-laki yang berduit tetapi tetap menghargai istrinya”. Kembali aku kagum pada pemikiran bu Dhe, sungguh dia wanita yang tersakiti tetapi selalu berfikir positif. Hari ini aku mendapatkan energi positif dari bu Dhe dan aku bersyukur mengenal beliau karena filosofi hidupnya yang terus mampu bertahan ditengah banyaknya manusia-manusia yang “galau” karena kondisi ekonomi maupun kondisi lainnya.

Terus berjuang bu Dhe, anak-anakmu sangat membutuhkanmu. Bu Dhe adalah salah satu lambang seorang ibu yang tegar dalam mengahadapi kemelut kehidupan. Bahagia aku mengenalmu, bu Dhe……

 sumber: http://sosbud.kompasiana.com/2013/05/29/terus-berjuang-bu-dhe-560435.html

[Tips Kreatif] Memanfaatkan Hanger Bekas

KOMPAS.com - Tahukah Anda, gantungan baju yang terbuat dari besi sebenarnya dapat digunakan untuk berbagai keperluan lain? Jika Anda menemukan gantungan-gantungan baju dari besi dengan cat mengelupas, bentuk sudah tidak lagi sempurna, atau Anda sudah tidak lagi ingin menggunakannya, gantungan atau "hanger" tersebut  bisa dimanfaatkan untuk kegunaan lain.
Berikut ini cara "mendaur ulang" gantungan tersebut.
1. Alat pembersih pipa
Gantungan baju yang terbuat dari besi umumnya cukup fleksibel untuk Anda gunakan sebagai pembersih pipa. Jika Anda tidak memiliki "drain snake", tidak ada salahnya memanfaatkan gantungan baju untuk membersihkan rambut penyumbat saluran, atau kotoran-kotoran lain.
2. Penggantung tissue gulung
Anda juga bisa menggunakan gantungan besi sebagai penggantung tissue gulung di dapur atau di kamar mandi Anda. Selain praktis, cara ini juga mampu menghemat biaya.
3. Dekor ekletik
Manfaatkan gantungan baju yang tidak terpakai untuk menggantung kartu-kartu ucapan, kartu pos, atau foto-foto Anda. Cara ini akan sangat menarik, terutama jika Anda memiliki dekorasi rumah bernuansa ekletik, perpaduan antara dekor klasik dan modern yang nyaman.
4. Penyangga tanaman
Cara pemanfaatan gantungan baju yang terakhir ini sepertinya sudah umum dilakukan. Namun, tidak ada salahnya mengingatkan Anda bahwa gantungan tersebut bisa Anda gunakan sebagai penyangga tanaman. Entah itu tanaman yang perlu dibuat "berdiri", atau tanaman merambat.


[Inspirasi Luar Biasa] Kaki Tangan Buntung Jadi Motivator dan Inspirator Kelas Dunia

Rabu, 29 Mei 2013

13698783151339923617
picture : Silke Stuckenbrock/gong.free.adv.
Setiap orang ,dalam perjalanan hidupnya ,mungkin pernah merasakan sebagai orang yang paling menderita dan paling malang nasibnya di dunia ini. Bila hal ini dibiarkan berlarut,akan menyurutkan semangat hidup ,memudar dan kemudian padam…putus asa…

Karena itu, sesekalikita perlu melihat sekeliling . Ada jutaan orang orang yang jauh lebih menderita ,salah satunya adalah orang orang yang invalid (cacat),baik sejak lahir,maupun karena kecelakaan atau penyebab lainnya.

Mengunjungi salah satu panti asuhan anak anak cacat,merupakan salah satu solusi terbaik. Karena akan menghasilkan manfaat ganda: melahirkan rasa peduli ,simpati serta empati kepada sesama . Sekaligus membuka mata hati ,bahwa ternyata diluar diri kita,ada jutaan orang yang jauh lebih menderita. Dibandingkan dengan mereka,penderitaan yang kita alami,tidak ada apa apanya.

Bila selama ini,pikiran dan hati ,serta seluruh indra kita,terpaku pada “saya ” dan secara sadar atau tidak ,mengiring kita menjadi manusia yang egois. Salah satu diantara orang itu adalah penulis sendiri. Karena sakit dan derita,kita merasa berhak untuk menjadi pusat perhatian keluarga dan orang orang sekitar kita.
Dengan melihat dari dekat,mendengarkan bagaimana dalam kondisi tubuh yang cacat,kaki  atau tangan buntung,tidak memiliki jari jari tangan,buta,tuli dan bisu,anak anak ini,bernyanyi:

:” Sungguh Mahabesarlah Tuhan…
segala puji dan syukur kami kepadaMu..
untuk karunia hidup yang telah kami terima…”

Siapapun kita,selama masih memiliki setitik hati nurani,akan tergugah dan menangis,menyaksikan semuanya ini. Dan memberikan kita pencerahan ,bahwa jangan pernah menjadi  orang yang tidak tahu menyukuri hidup!

BUNTUNG KAKI DAN TANGAN,TAPI MENJADI MOTIVATOR DAN INSPIRATOR DUNIA
13698785881476124727
Paul ,berlatih diri,walau masih di rumah sakit. Kegigihan dan semangat hidupnya,mampu memotivasi jutaan orang cacat di dunia/picture: silke stuckenbrock/gong.free.adv
Salah satu dari sekian juta orang orang cacat,entah karena apa,adalah Paul de Gelder,yang tinggal di Australia. Pria bertubuh atletis dan gagah ini, tidak pernah bermimpi,bahwa suatu waktu ia akan kehilangan sebelah kaki dan tangannya.

Namun,seperti kata pepatah :” Untung tidak dapat diraih,malang tidak dapat ditolak”,tahun 2011 ,ketika Paul sedang ikut latihan penyelamatan dilaut lepas,tiba tiba diserang seekor  ikan Hiu raksasa. Teman temannya berusaha menyelamatkan dan melarikan Paul dengan helikopter kerumah sakit terdekat. Tetapi lukanya sudah terlalu parah .Tidak hanya daging ,tapi sebelah tulang kaki dan lengannya remuk. Team dokter ahli tidak berdaya. Satu satunya jalan adalah amputasi. Berarti sebelah kaki  dan sebagian lengannya harus dipotong.
Sejak itu Paul menjadi manusia invalid.Satu kata yang amat sangat menyakitkan. Team dokter dan teman temannya ,menyarankan agar Paul dirawat dipusat rehabilitasi kejiwaan,karena dikuatirkan akan frustasi dan melakukan hal hal yang tidak diinginkan,yaitu bunuh diri. Bayangkan,dari seorang pria gagah dan kuat,kini menjadi seorang yang cacat.

Tetapi Paul dengan keras menolak. Ia yakin akan mampu mengatasi masalahnya. Bahkan ketika masih terbaring ditempat tidur dirumah sakit,Paul minta disediakan alat olah raga. Dengan sebelah tangan yang masih utuh, ia membina ,tidak hanya raganya,tetapi juga jiwanya. Paul ingin membuktikan pada dirinya ,teman teman dan pada dunia,bahwa cacat phisik,bukan berarti segalanya sudah berakhir.

Hanya selang empat bulan ,setelah keluar dari rumah sakit,Paul sudah terjun parasut didampingi temannya. Dan ia juga membuktikan,bahwa sekalipun  kaki dan tangannya buntung karena diserang Hiu,ia tidak mengalami trauma. Paul berenang bersama seekor ikan Hiu,disalah satu akuarium raksasa.

Tekad dan kemauan yang luar biasa Paul,mengundang perhatian berbagai media. Ia diundang untuk menceritakan kisah hidupnya yang dramatis. Maka sejak waktu itu Paul ,menggubah jalan hidupnya,dari seorang life guard dilaut,menjadi seorang motivator dan inspirator . Ia berbicara di hadapan penderita kanker,penderita cacat dan orang orang yang mengalami trauma yang mendalam,memberikan mereka pencerahan,bahwa sakit dan cacat phisik,bukan berarti hidup sudah berakhir.

Saat ini,Paul adalah salah satu dari Motivator dan Inspirator kelas dunia . Ia diundang sebagai pembicara di mana mana,termasuk di Amerika Serikat. Minggu  ini,panitia menyelenggarakan suatu acara jamuan makan malam.bersama Paul ,yang akan diselenggarakan di Austinmer Surl Life Saving Club- New South Wales. Tiket bisa diperoleh dengan biaya $.40.-per orang,dengan menghubungi nomer: 0408 273 443. Tetapi ternyata saya terlambat menghubungi,Karena dalam waktu singkat sudah fullybook. Penuh. Karena begitu antusiasnya masyarakat ingin melihat dan mendengarkan kisah hidup,bagaikan dongeng ,dari Paul de Gelder.
Refleksi:

Membaca sebuah kisah hidup,bisa disikapi dengan 2 cara:
  1. hanya sebagai sebuah bacaan ,mengisi waktu senggang
  2. memetik hikmahnya,bahwa ketika kita merasa sebagai orang yang paling malang di dunia,ketahuilah bahwa diluar sana,masih banyak orang ,yang jauh lebih menderita daripada kita.

Hidup adalah sebuah proses pembelajaran diri tanpa akhir.Kita bisa belajar dari siapapun,bahkan dari setiap kejadian ,betapapun kecilnya. Hal hal kecil,yang bila dimanfaatkan ,akan menghasilkan perubahan besar dalam kehidupan kita..Tempat belajar itu bernama:” Universitas Kehidupan atau University of Life.” Sebuah universitas yang multidimensi.

Kata orang pintar:” Belajarlah dari pengalaman anda.karena pengalaman adalah guru terbaik. ” Tetapi kata orang bijak :” Jangan hanya belajar dari pengalaman anda sendiri,tetapi belajarlah juga dari pengalaman orang lain,karena akan menghadirkan kearifan hidup”.

Pilihan ada ditangan kita. The choice is Yours,but Your Choice is Your Life.

(Tulisan ini terinspirasi oleh kisah hidup yang di muat di LIVING TO TELL THE TALE- Free Wollongong Bulettin Advertiser.)

Desa Mount Saint Thomas, 30 Mei.2013

[Inspirasi Luar Biasa] Dari Penjaga Toko, Menjadi Pengusaha "Fashion" (1)

KOMPAS.com  Bila Anda warga Bandung, bisa jadi Anda mengenal Fresh Fashion dan Khaera Hijab. Dua brand pakaian muslim ini cukup populer di ibu kota Provinsi Jawa Barat tersebut. Pemiliknya adalah Eka Putra, pebisnis yang sukses setelah merangkak benar-benar dari bawah.

Ia mengawali usahanya setelah menjadi pramuniaga di sebuah toko baju. Ceritanya, sekitar tahun 1990, Eka terpaksa keluar dari SMA karena kesulitan ekonomi keluarga. "Ketika itu, saya sudah menjadi tulang punggung keluarga. Jadi, saya putuskan mencari kerja di Bandung," kisah pria kelahiran Bukittinggi, Sumatera Barat, 39 tahun silam ini.

Kebetulan, ia punya paman yang membuka toko fashion di Bandung. Toko tersebut menjual aneka produk pakaian pria, mulai dari kaus oblong, kemeja, hingga celana. Barang dagangan diambil dari Jakarta. Di sanalah ia mulai belajar bisnis fashion.

Berkat kerja keras dan kejujurannya, Eka pun menjadi orang kepercayaan sang paman. Ia dipercaya mengelola toko tersebut, mulai dari pengurusan stok, penjualan, hingga pengelolaan harian. Ia bersemangat karena sistem bagi hasil.

Di luar dugaan, dua tahun berselang, sang paman menyerahkan operasional toko seluruhnya kepada Eka. "Saya menjadi semacam pemilik toko. Mengelola modal sendiri, keuntungan sepenuhnya untuk saya. Paman hanya minta saya membayar toko," tuturnya.

Sejak itulah, Eka mulai mengembangkan usaha sendiri dengan mengusung nama Fresh Fashion. Namun, ia belum memproduksi pakaian sendiri, masih mengambil barang dari produsen lain.

Usahanya tak selalu berjalan mulus. Namun, ia terus berjuang, bahkan beberapa kali mengganti konsep bisnis lantaran kurang laku. Hingga 2008, Eka menemukan konsep bisnis yang pas.

Ketika itu, ia mencoba berjualan busana muslim khusus wanita. Jualannya ternyata laris. "Saya pun memutuskan fokus bermain di bisnis fashion Muslimah," kisahnya.

Eka mulai memproduksi sendiri dalam skala kecil, 400-600 potong per bulan. Lantaran permintaan terus meningkat, ia pun berani  memproduksi dalam skala besar. Ia menggandeng perusahaan konveksi untuk memproduksi pakaian yang mengusung merek miliknya.

Kini, ada dua brand busana muslim yang ia miliki. Beda keduanya dari target pasar. Fresh Fashion menyasar kelas menengah dengan harga produk Rp 70.000 hingga Rp 150.000 per lembar. Adapun merek terbarunya, Khaera Hijab, membidik kelas menengah atas. Harganya berkisar Rp 200.000 hingga Rp 400.000 per potong.

Sekarang, tiap bulan, Eka memproduksi sekitar 12.000 hingga 15.000 setel pakaian. Dari kedua brand itu, ia bisa meraup omzet Rp 600 juta-Rp 750 juta per bulan.

Selain dijual melalui 11 outlet yang tersebar di Bandung, Cibaduyut, dan Cirebon, produknya juga sudah merambah seluruh wilayah Tanah Air. Ada ribuan reseller yang tersebar di seluruh Indonesia, bahkan Malaysia. (Bersambung(Revi Yohana)

Kalimat Inspirasi

 

© Copyright Situs Motivasi dan Inspirasi 2010 -2011 | Design by Herdiansyah Hamzah | Published by Borneo Templates | Powered by Blogger.com.